A. Karakteristik
pertumbuhan fisik remaja
Masa remaja adalah
taapan perkembangan yang pada umumnya dimulai sekitar usia 13 tahun. Pada
permulaan masa remaja. Pertumbuhan pisik yng sudah menyerupai manusia dewasa
ini tidak diikuti dengan perkebangan psikis yang sama pesatnya. Secarah umum,
remaja memiliki ciri sebagi berikut :
1) Pertumbuhan
pisik yang sangat pesat dan mulai yang berpungsi hormon sekunder, trauma hormon
reproduksi.
2) Fese
remaja
3) Remaja
mulai ingin kebebasan emosional dari orang tua, dan mulai mengingkatkan dirinya
dengan kehidupan dengan kehidupan pergrup.
4) adanya
garis perubahan yang di alami remaja
5) perkembangan
penalaran yang pesat menjadikan kelompok remaja menjadi kelompok yang bersifat
kritis dan idealis.
6) Pada
masah ini juga berkembang rasa ingin tahu yang besar.
7) Mulai
berfungsinya hrmon sekunder
B. Remaja:
Karakteristik dan Perkembangannya.
Istilah
asing yang sering di pakai untuk menunjukan makna remaja, antara lain adalah Puberteit,
Adolescentia, dan yout. Dalam
bahasa Indonesia pubertas atau remaja.
Istilah puberty (Inggris) atau pubertiet (Belanda) berasal dari bahasa
latin: pubertas yang berarti usai
kedewasaan (the age of manhood). Istilah
ini berkaitan dengan kata latin lainnya pubescere
yang berarti masah pertumbuhan di daerah tulang “pusic”(daerah kemaluan). Pubescere
dan puberty sering di artikan
sebagai masah tercapainya kematangan seksual ditinju dari aspek biologisnya.
Istilah
Adolescentiaberasal dari kata latin: Adolescentia.dengan adulesscentia
dimaksud masa muda. Adolescence
menunjukan masah yang tercepat anntara usia 12-22 tahun dan mencangkup seluruh
perkembangan psikis yang yang terjadi pada masa tersebut.
Di
indonesia baik istilah pubertas maupun
adolescensia dipakai dalam keadaan dalam arti umum dengan istilah arti yang sama
yaitu remaja.
Untuk
memenuhi kebutuhan remaja menurut berbagai sudut pandangan, antara lain menurut
hukum, perkembangan fisik, WHO, sosial fisikiologi, dan pengertian remaja
menurut pandangan masyarakat Indonesia.
1)
Remaja
menurut Hukum
Konsep tentang “Remaja ”, bukanlah berasal dari bidang hukum melainkan berasal dari
bidang ilu-ilmu sosial lainnya seprti antropologi,
sosiologi, psikiologi dan pedagogi.
Dalam hubungan dengan hukum, tampakny
hanya undang-undang perkawinan saja yang mengenal konsep “remaja” walaupun tidak secara terbuka.
2)
Remaja
dipandang dari sudut perkembangan fisik
Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain
yang terkait, remaja dikenal sebgai suatu tahap perkembangan fisikdi mana alat
klamin mencapai kematangannya. Secara anatomisberarti alat-alat klamin
khususnya dan dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna
dan secara faali alat-alat klamin
tersebut sudh berfungsi secarah sempurna pula.
3)
Batasan
remaja menurut WHO
Remaja
adalah masa pertumbuhan dan perkembangan di mana :
a. Individu
berkembng di saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya
sampai ia mencapai kematangan seksualnya.
b. Individu
mengalami fisikiologi dan pola indentivikasi dari kanak-kanak sampai dewasa.
c. Terjadi
peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomiyang
penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri ( Muangman, yang dikutip oleh
sarlito, 1991:9)
4)
Remaja
di tinjau dari faktor sosial psikiologis
Salah satu ciri remaja di samping tanda-tanda seksualnya adalah “perkembangan fisikiologisdan pada identivikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa”. Puncak perkembangan jiwa itu di tandai dengan
adanya proses perubahan dari kondisi “entropy”
ke kondisi “negen-tropy”
(arlito,1991:11)
Entropy
adalah keadaan dimana kesadaran manusia masi belum
tersusun rapi. Walaupun isinnya sudah banyak (pengetahuan, perasaan, dn
sebagainya), namun isi-isi tersebut belum tekait dengan baik,sehingga belum
bisa berfungsi secarah maksimal.
Selama masa remaja, kondisi entropy ini
secarah bertahap disusun, di arahkan, di srukturkan kembali, sehingga lambat
luan terjadi kondisi “negative entropy” atau
negentropy. Kondisi negentropy adalah keadaan dimana isi
kesadaran tersusun secarah dengan baik, pengetahuan satu terkait dengan
perasaan atau sikap. Orang dalam keadaan negenropy
ini merasa dirinya sebagai kesatuan yang utu dan bisa bertindak dengan
tujuan yang jelas, ia tidak perlu di bimbing lagi untuk bisa mempunyai tanggung
jawab dan semangat kerja yang tinggi.
5)
Difinisi
remaja untuk masyarakat Indonesia
Menurut Sarlito (1991), tidak ada profil
remaja di indonesia yang seragam dan berlaku secara nasional. Masalahnya karena
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat dan tingkat sosial-ekonomi
maupun pendidikan.
Sebagai pedoman umum untuk remaja
indonesia dapat di gunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya
sebagai berikut :
a. Usia
11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda keseksual sekunder mulai
tampak (kriteria Fisik)
b. Di
banyak masyarakat indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, balik
menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai kanak-kanak (kriteria sosial).
c. Pada
usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembngaan jiwa.
d. Batas
usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu memberi peluang bagi mereka sampai
batasa usia tersebut masih mengantungkan diri kepada orang lain, belum
mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secarah transisi)
e. Status
perkawinan sangat menentukan, karena arti perkawinan masih sangat penting bgi
masyarakat indonesia secarah menyeluruh.
Seorang remaja berada di batas peralihan
kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya kelihatan “dewasa”, tetapi bila dia di perlakukan seperti orang dewasa ia gagal
menunjukan kedewasaannya. Pada usia remajasering terlihat adanya :
a) Kegelisaan : keadaan yang tidak tenang menguasai diri si
remaja
b) Pertentengan
: pertentengan-pertentangan yang terjadi di dalam diri mereka juga menimbulkan
kebingungan baik bagi diri mereka maupun orang lain.
c) Berkeinginan
besar mereka untuk mencoba segalah hal yang belum di ketahuinya.
d) Keinginan
menjelaja alam sekitar yang lebih luas.
e) Menghayal
dan berfantsi : khyalan dan fantasi remaja banyak berkisar mengenai prestasi
dan karier.
f) Aktivitas
berkelompok : kebanyakan remaja-remaja melakukan jalan keluar dari
kesulitan-kesulitannya dengan berkumpul-berkumpul, melakukan kegiatn bersama,
megadakan penjelajahan secarah berkelompok.
C. Jenis-jenis
kebutuhan dan pemenuhannya
Kebutuhan
dapat di bedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhn
sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis
atau organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang di dorong oleh motif asli.
Contoh kebutuhan primer antara lain adalah makanan, minuman, bernafas, dan
kehangatan tubuh. Sedangkan kebutuhan sekunder pada umumnya merupakan kebutuhan
yang dipelajari, seperti misalnya kebutuhan untuk mengajarkan pengetahuan,
kebutuhan untuk mengikuti pola hidup bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan,
alat tranportasi, dan semacamnya. Cole dan Bruce (1959) (Oxendine, 1984: 227)
membedakan kebutuhan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan fisikiologis dan kebutuhan
fsikiologi. Pengelompokan ini sejalan dengan di temukan oleh Murray (1938) (Oxendine, 1984:227) yang
di ajukan dengan istilah berbeda, yaitu kebutuhan
viscerogenic dan kebutuhan
psychogenic. Beberapa contoh kebutuhan-kebutuhan fisikologisadalah : makan-minum, istirahat, seksual, perlindungan
diri.
Freud
mengemukakan bahwa sikap dan berlaku manusia di dorong oleh faktor seksual (dorongan seksual)dengan yang teorinya
terkenal sebagi teori libido seksual.Menurut
teori freud, struktur kepribadian seseorang berunsurkan tiga komponen utama,
yaitu: id, ego, dan superego.
Erik
erickson (dalam buss, 1978: 392-293) dalam menyelesaikan pertentangan antara
dorongan pribadi dan tuntutan sosial mengajukan pandangan yang sekaligus
merupakan revisi bagi teori freud. Pendekatan yang digunakan untuk
menyelesaikan pertentangan itu yang dikemukakan erickson lebih bersifat sosial
dan berorientasi kepada ego.
Carl
rogers (1902-) (dalam buss, 1978: 395) juga mengemukakan pendekatan tentang
perkembangan pribadi individu. Rogers menyatakan dalam teorinya bahwa manusia
memiliki kebutuhan untuk mengaktualisasi diri. Apabila pengaktualisasi diri itu
dapat diwujudkan, maka hal itu merupakan pertanda bahwa individu itu telah
mencapai tingkat pertumbuhan pribadi yang semakin luas lingkupnya dan dengan
demikian manusia menjadi lebih bersikap sosial.
1. Mengapa
manusia berprilaku?
Untuk
menjawab pertanyaan ini digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan organismik
(internal) dan pendekatan lingkungan (eksternal).
Kebutuhan
psikologis muncul dalam kehidupan manusia, seperti : senang, puas, susah, lega,
kecewa, dan semacamnya.
2. Kebutuhan
dasar manusia
Pada
bayi atau pada kehidupan manusia kecil, perilakunya didominasi oleh
kebutuhan-kebutuhan biologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan diri.
Kebutuhan ini disebut deficiency need
artinya kebutuhan untuk pertumbuhan dan memang diperlukan untuk tetap hidup
(survival). Remaja sebagai individu atau manusia pada umumnya juga mempunyai
kebutuhan dasar tersebut. Secara lengkap kebutuhan dasar seorang individu dapat
digambarkan sebagai berikut (lindgren, 1980: 42).
Deskripsi Karakteristik
4. Kebutuhan
aktualisasi diri kebutuhan
yang terkait langsung dengan
pengembangan
diri yang relatif
kompleks,
abstrak, dan bersifat sosial.
3. kebutuhan
untuk memiliki
2.
kebuhan akan perhatian dan kasih kebutuhan
yang terkait dengan
sayang pertahanan
diri, khususnya pemeliharaan
1.
kebutuhan jasmaniah, termasuk dan
pertahanan diri, bersifat
keamanan dan pertahanan diri. individual.
Menurut lewis dan lewis (1993)
kegiatan remaja atau manusia itu didorong oleh berbagai kebutuhan, yaitu :
a. Kebutuhan
jasmaniah,
b. Kebutuhan
psikologis,
c. Kebutuhan
ekonomi,
d. Kebutuhan
sosial,
e. Kebutuhan
politik,
f. Kebutuhan
penghargaan,
g. Kebutuhan
aktualisasi diri.
D.
Kebutuhan remaja, masalah, dan konsekuensinya
Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan, yaitu:
a) Kebutuhan
organik, yaitu makan, minum, bernapas, seks,
b) Kebutuhan
emosional, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari pihak
lain, dikenal dengan n’ Aff;
c) Kebutuhan
berprestasi atau need of achievement (yang dikenal dengan n’Ach), yang berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan kemampuan psikofisis’ dan
d) Kebutuhan
untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis.
Masalah
dan konsekuensinya
Beberapa masalah yang dihadapi
remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya dapat diuraikan sebagai berikut
:
1) Upaya
untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan
perilaku dewasa, tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remja
laki-laki maupun perempuan.
2) Seringkali
para remaja mangalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya.
3) Perkembangan
fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk
memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menentang
norma.
4) Dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian,
dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan,
kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian
emosional.
5) Harapan-harapan
untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis akan
berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan
jenis pendidikan.
6) Berbagai
norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah
tersendiri bagi remaja: sedang di pihak remaja merasa memiliki nilai dan norma
kehidupannya yang dirasa lebih sesuai.
Usaha-usaha
pemenuhan kebutuhan remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pemenuhan kebutuhan fisik atau
organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus dipenuhi, kerena hal ini
merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar. Tidak
berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa di masa perkembangan sebelumnya,
kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, terutama ekonomi
keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar