Angry Birds Education: landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya khususnya landasan filosofis

welcome to my blog

Berbagi KEBAIKAN: "Barang siapa MENUNJUKKAN pada KEBAIKAN, maka baginya PAHALA seperti orang yang MELAKUKANnya." (H.R. Muslim)
ne blog khusus untuk belajar
kalau ada yang mau minta tlg ke gue,,n gue bs bantu,,insyallah akan gue bantu,,lu tinggl komen aja

Minggu, 25 Maret 2012

landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya khususnya landasan filosofis


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji hanyalah milik-MU ya Allah.... tiada tuhan yang lebih indah kecuali jutaan rasa syukur yang menghambur memenuhi segenap jiwa yang lemah dan tiada daya. Tiadalah sanggup hamba yang berlumur dosa ini menyusun dan merangkai ungkapan syukur atas keagunganMU yang tiada terkira, segala cinta hanya bermuara dan disandarkan pada-MU semata. Jika bukan karna ridho dan karunia-Nya, maka tentulah makalah ini tidak bisa selesai.
Selawat serta salam selalu tercurahkan hanya untuk baginda Rasul Muhammad shalallahu ‘alaihissalam kekasih yang mulia. Kami merindu dan memohon agar syafaatmu nanti menuntun kami ke taman surga-Nya.
Amiin yaa robbal ‘alamiin...
Makalah ini kami buat dengan tujuan agar dapat berguna untuk siapa saja yang memerlukannya. Isi dari makalah yang kami buat ini adalah tentang landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya khususnya landasan filosofis
Demikianlah kata pengantar dari kami. Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi teman-teman sekalian.




                                                                                                         Wa’alaikumsallam Wr.Wb.
Palembang, 2 Desember 2010



                                                                                                                      M. Nofriansyah

LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi dimana pun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Oleh karena itu, meskipun pendidkan itu universal, namun terjadi perbedaan-perbedaan tertentu sesuai dengan pandangan hidup dan latar sosiokultural tersebut. Dengan kata lain, pendidikan diselenggarakan berlandaskan filsafat hidup serta berlandaskan sosiokultural setiap masyarakat, termasuk di indonesia. Kajian ketiga landasan itu (filosofis, sosiologis, dan kultural) akan membekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya.

RUMUSAN MASALAH
1.         Sebutkan sumber konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan manusia dan dunia ?
2.         Tentang apa saja kajian peranan filsafat dalam bidang pendidkan ?
3.         Tuliskan mazhab filsafat pendidkan yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan ?


Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan filsafat (falsafat,falsafah) kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa yunani phailein berarti mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu :
      i.     Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
    ii.     Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada di antara keduanya: kawasannya seluas dengan religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan karena mengandalkan akal manusia.
Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidkan, berarti berpikir bebas serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu. Penggunaan istilah filsafat dalam dua pendekatan yakni :
1.    Filsafat sebagai lanjutan berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu.
2.    Filsafat sebagai kajian khusus yang normal.
Di samping itu, berkembang pula cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian spesifik, seperti filsafat ilmia, filsafat hukum, filsafat pendidikan, dan sebagainya.
A. Pengertian tentang landasan Filosofis
Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraan pendidikan, dan dari sisi lain pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia.
Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan hasil kajian antara lain tentang :
a.       Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai mahluk di dunia ini, seperti yang di simpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya.
b.      Masyarakat dan kebudayaannya.
c.       Keterbatasan manusia sebagai mahluk hidup yang banyak menghadapi tantangan.
d.      Perlunya landasan pemikiran dalam pendidikan, utamanya filsafat pendidikan (Wayan Ardhana, 1986: modul 1/8).
Secara historis dua aliran yang saling bertentangan yakni idealisme dan naturalisme (positivisme). Di samping aliran tersebut telah berkembang pula beberapa aliran lain, sehingga terdapat aliran-aliran filsafat materi, filsafat cita, filsafat hidup, filsafathakikat, filsafat eksisitensi, dan filsafat ujud (Beerling, 1951: 40). Wayan Ardhana, dan kawan-kawan (1986: modul 1/12-18) mengemukakan bahwa aliran-aliran filsafat itu bukan hanya mempengaruhi pendidikan, tetapi juga telah menahirkan aliran filsafat pendidikan, seperti:
a.    Idealisme
b.    Realisme
c.    Perenialisme
d.   Esensialisme
e.    Pragmatisme dan progresivisme
f.     eksistensialisme
Naturalisme merupakan aliran yang menganggap segala kenyataan yang bisa di tangkap di pancaindra sebagai kebenaran yang sebenarnya. Aliran itu pula bisa di beri nama yang berbeda sesuai dengan variasi peranan konsepsinya tentang manusia dan dunianya, seperti : realisme, materealisme, positivisme (kini neopositisme) dan sebagainya. Realisme sebagai contoh menekan pada pengakuan adanya kenyataan hakiki yang objekt di luar manusia.
Kenyataan adanya hakiki yang objektif itu ada secara praeksistensi mendahului dan adanya itu pastilah dapat diamati dan atau diukur, seperti diketahui, positivisme sangat mengutamakan pengukuran dalam penelitian ilmiah. Aliran ini, dengan nama-nama yang bervariasi menekankan bahwa nilai-nilai bersifat absolut dan abadi yang berdasarkan hukum alam.
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yng mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis, dengan kata lain, paham ini menyatakan yang berpaedah itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada pemanfaatan dari sesuatu itu kepada manusia. Penerapan konsep pragmatisme secara eksperimental melalui lima tahap :
1)   Situasi tak tentu (indeterminate situation), yakni timbulnya situasi ketegangan di dalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik.
2)                Diagnosis, yakni mempertajam masalah termasuk perkiraan faktor penyebabnya.
3)                Hipotesis, yakni penemuan gagasan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah.
4)   Pengujian hipotesis, pelaksanaan berbagai hipotesis dan membandingkan hasilnya serta implikasinya masing-masing jika dipraktekkan.
5)                Evaluasi, yakni mempertimbangkan hasilnya setelah hipotesis dilaksanakan.
Oleh klarena itu, bagi pragmatisme, pendidikan adalah suatu proses eksperimental dan metode mengajar yang penting adlah metode pemecahan masalah. Pengaruh aliran pragmatisme tersebut bahwa terwujud dalam gerakan pendidikan progresif atau progresifisme sebagai bagian dari suatu gerakan reformasi sosio politik pada akhir abad XIX dan awal abad XX di Amerika serikat. Progresivisme menentang pendidikan tradisional serta mengembangkan teori pendidikan dengan prinsip-prinsip antara lain :
a)                            Anak harus bebas agar dapat berkembang wajar.
b)                            Menumbuhkan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belejar.
c)                            Guru harus menjadi peneliti dan pembimbing kegitan belajar.
d)                           Harus ada kerja sama sekolah dan rumah.
e)    Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan eksperimentasi.
Aliran filsafat yang bercorak keagamaan ikut pula mempengaruhi pemikiran tentang pendidikan,baik pada permukaan filsafat yunanikuno maupun/terutama pada era pengaruh filsafat yang dipengaruhi agama Hindu,islam,katolik,protestan,dan sebagainya.
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
1)   Perenialisme
Ada persamaan antara perenialisme dan esensialisme, yakni keduanya membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang pokok-pokok (subject centered). Perbedaanya, ialah perenialisme menekankan keabadian teori kehikmatan, yaitu:
(1)   Pengetahuan yang benar (truth)
(2)   Keindahan (beautty)
(3)   Kecintaan kepada kebaikan (goodness)
            Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
            Oleh karena itu, dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perenial. Prinsip pendidikan antara lain:
(1)   Konsep pendidikan itu bersifat abadi, karena hakikat manusia tak pernah berubah.
(2)   Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhususan makhluk manusia yang unik, yaitu kemampuan berpikir.
(3)   Tujuan belajar ialah mengenal kebenaran abadi dan universal.
(4)   Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya.
(5)   Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic subjects)
2)   Essensialisme
Menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.menurut mazhab essensialisme, yang termasuk the liberal arts, yaitu :
1)   Penguasa bahasa termasuk retorika
2)   Gramatika
3)   Kesusasteraan
4)   Filsafat
5)   Ilmu kealaman
6)   Matematika
7)   Sejarah
8)   Seni keindahan (fine arts).
3)   Pragmatisme dan Progresivisme
Menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip, antara lain sebagai berikut:
(a)      Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar.
(b)     Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
(c)      Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
(d)     Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan reformasi pedagogis dan eksperimentasi.
4)   Rekonstruksionisme
            Merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional. Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri.
Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
B. Pancasila Sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
            Pasal 2 UU-RI no. 2 tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945. Rincian selanjutnya tentang hal itu tercantum dalam penjelasan Pasal 2 UU-RI no. 2 tahun 1989, yang menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk di bidang pendidikan adalah pengamalan pancasila dan untuk itu pendidikan nasional mengusahakan antara lain: “pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri” (undang-undang, 1992:24). Sedangkan ketetapan MPR-RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila (P4) menegaskan pula bahwa pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa indonesia, dan dasar negara republik indonesia. Petunjuk pengamalan pancasila tersebut dapat pula disebut sebagai 36 butir nilai-nilai pancasila.
1)      Ketuhanan Yang Maha Esa
1.      Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masaing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2.      Hormat menghormati dan bejerja sama antara pemeluk agama dan pemeluk-pemeluk kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3.      Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
4.      Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan orang lain.
2)      Kemanusiaan yang adil dan beradab
5.      Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara seama manusia.
6.      Saling mencintai sesama manusia.
7.      Mengembangkan sikap tenggang rasa.
8.      Tidak semena-mena terhadap orang lain.
9.      Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
10.  Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
11.  Berani membela kebenaran dan keadilan.
12.  Bangsa indonesia merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3)      Persatuan Indonesia
13.  Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
14.  Rela berkorban untuk lepentingan bangsda dan negara.
15.  Cinta tanah air dan bangsa.
16.  Bangsa sebagai  bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia,
17.  Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
4)      Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
18.  Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
19.  Tidak memaksakan kehendaknya kepada orang lain.
20.  Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk  kepentingan bersama.
21.  Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
22.  Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab merima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
23.  Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
24.  Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nialai-nilai kebenaran dan keadilan.
5)      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
25.  Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan bergotong royong.
26.  Bersikap riil.
27.  Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
28.  Menghormati hak-hak orang lain.
29.  Suka memberi pertolongan kepada orang lain
30.  Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain.
31.  Tidak bersifat boros.
32.  Tidak bergaya hidup mewah.
33.  Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
34.  Suka bekerja keras.
35.  Menghargai hasil karya orang lain.
36.  Bersama-sama bersaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.




1 komentar:

  1. Winrate Roulette in India - JT Hub
    Winrate Roulette is another variation of Roulette, with 광명 출장마사지 roulette in 포항 출장안마 the 전라북도 출장안마 format set in a casino with the wheel moving so that if the ball does 충청북도 출장안마 reach a value 남양주 출장마사지 of

    BalasHapus